Saturday, October 25, 2014

Ain Riak

Sebagaimana kenalnya mama dengan Mek Li, tentulah lebih kenal lagi Kak Aya, Lukman, Hasnan, Linda dan Hikmah dengan Mek Li. Sebagaimana kenalnya Kak Aya, Lukman, Hasnan, Linda dan Hikmah dengan Mek Li, tentulah lebih kenal lagi Ayah Li dengan Mek Li.

Ingatan. Waktu berpisah berangkat di bandara, Mek Li menghulur salam berisi kertas warna merah sambil berbisik, "Ambik lah wat beli cakelat, minum-minum air teh tengah jaley." Kemudian sambung berbisik lagi, "Beley-beley tu mengaji agama getek."

Semacam mana aku mungkin mengecewakan Mek Li apatah lagi sanak famili sendiri aku mungkiri.

Perempuan-perempuan dalam hidupku. Mak Su Nah, Kak Long, Mama, Mek Li, Pisah, Mak Su Ma.

Ain Riak

Maka tatkala kau orang masuk ke dewan kuliahan seraya dalam hati berkata, aku boleh atau aku layak atau aku patut duduk depan dekat doktor tapi tak apalah aku duduk belakang saja sudah atau...

...tatkala kau orang ditolak menjadi imam seraya dalam hati bercakap lagi, aku mampu saja baca al-Baqarah, surah-surah, ayat-ayat yang panjang, tapi tak apalah, baca yang pendek-pendek sudahlah.

Ketahuilah olehmu, itulah ain riak (riak yang hakiki). Detik hati itulah. Maka, tulis sajalah.

0 comments:

Post a Comment